Rabu, 22 Juli 2009

Boli adalah Konstruksi Sosial Lewoingu

Tulisan ini adalah bagian lanjutan dari diskusi kita untuk saling berinteraksi dan berdialog tentang sejarah Lewoingu, ada proses untuk saling mengisi, bertukar pikiran bahkan saling berdebat untuk bisa menemukan kepastian sejarah yang sebenarnya.
Eksistensi Boli pasti memiliki hubungan dengan Sang kakek Gresiktuli, tapi agar menjadi terfokus maka perlu ada pembagian fase dalam sejarah itu. Karena sejarah menunjukan bahwa koke Dungbata berdiri pada fase hidup Boli, maka saya tidak akan pernah gentar untuk mempertahankan keberadaan kewenangan dan hak dari leluhur saya ini. Supaya diskusi tetap berdiri diatas pijakan sejarah, maka setiap pernyataan dalam tulisan ini saya tetap menggunakan fakta sejarah hari sehingga nalar dan pikiran kita dapat menerima mengapa saya terus mempertahankan leluhur saya Boli sebagai figur utama konstruksi sosial Lewoingu.

A. Isi Sastra Marang Mukeng

Ketika kita masuk dan menganalisa bahsa sastra sebagai satu bukti sejarah maka ada beberapa hal yang kita peroleh, pertama gatak dalam sastra mantra lewotanah muncul sesudah adanya koke, memiliki versi yang berfariasi, fariasi dimaksud untuk menunjukan obyek dan tujuan dari setiap jenis ritual yang dilakukan Kedua setiap gatak mantra diucapakan pada acara belo howe didahului dengan acara sorong neing kepada semua penguasa/ sohibul wilayah yang berdekatan dengan wilayah dilaksanakan acara ritual itu. Ketiga, dalam setiap gatak mantra ada kalimat pendahuluan:
Lerawulang beng lega tanah ekang, lodo hau tobo tukang, gere haka pae bawang, mo denge koda baing khiring, denge umeng baeng namang"........
Dungbata Lewoingu sarabiti waihali.....
Limpati dang pukeng gawe rage kenawe matang......
Kuru Sani - Sedu - Doweng Maung Boli-Duru-Moko........
Saya menulis gatak mantra itu dalam lima baris kalimat untuk memudahkan kita memahami satu persatu frase gatak mantra:
Pertama; Bentuk ketergantungan manusia terhadap Sang Pencipta, Sang Khalik adalah awal dari segala yang ada, Ia adalah pemilik langit dan bumi, oleh karena itu segalanya harus kitakembalikan kepadaNya sebagai bentuk ketergantungan, persembahan dan ucapan syukur. Kedua Pengakuan atas konstruksi sosial Lewoingu dimulai dari adanya koke Dungbata, jJadi Dungbata adalah awal konstruksi sosial Lewoingu Oleh karena itu ketika kita berbicara tentang lewoingu, maka perhatian kita tidak lagi berbicara tentang Gresiktuli yang ditanah beto atau yang di lewohari atau Gresiktuli yang ada di dua" mula watohong, atau Gresiktuli yang di Dungtana, tetapi fokus kita harus kepada anak cucu Gresiktuli yang di Dungbata. Lewoingu adalah kontrak sosial yang terdiri dari sekian elemen suku. Ketiga Pengakuan atas rumah Limpati sebagai pintu masuk, menjadi starting pont dalam konstruksi sosial itu, dari rumah Limpati semua rencana dibangun. Keempat Kuru Sani Sedu Doweng Maung Boli-Duru-Moko adalah nama nama leluhur dari suku kebeleng kelen, dan nama itu dimulai dari Sani dan Boli yang mau menunjukan bahwa Sani mewariskan tachta kepada Boli dan turunannya adalah figur utama dari Dungbata.
Maka ketika saya mempertahankan leluhur kami Boli, bukan sebuah bentuk pernyataan yang dianggap mengada ada, sehingga dianggap palsu, siapapun boleh membantah itu tapi saya tidak akan merubah pernyataan, hanya karena tuduhan yang tak terbukti itu. Kalau ingin mengganti peran leluhur kami maka robah dulu gatak mantra yang ada, dan kita boleh memulai yang baru menurut selera kita ........ saya takut..... takut akan tulah nenek moyang..... eka ra kepoeng oyang te "oba matayo" lalu kepada pengadilan mana kita akan tuntut .................???

B. Hak atas Rie Limang Wanang

Boli yang lahir dari perkawinan Sani dengan Kulu Kene mewarisi gen secara lurus dari Gresiktuli sehingga secara lurus dan utuh kekuatan Gresiktuli itu diwarisikan kepada cucunya Boli. Pewarisan itu menyangkut dua kekuatan besar Gresiktuli: Iku hege limang baa dan Sing detang dading gai . Kekuatan yang ada mempengaruhi Boli dalam menunjukan eksistensi dirinya. Kekuatan itu memberikan kewibawaan pada Boli sebagai tokoh yang disegani ditakuti. Ketokohan dengan kekuatan, keberanian menempatkan Boli sebagai pemimpin dan mewariskan ketokohan kakeknya Gresiktuli dan bapaknya Sani.

Kepemimpinan Boli dimedan laga sangat teruji, sehingga Boli kemudian menjadi delegasi dari turunan Gresiktuli untuk membela para sekutunya ( hipa). Pengalaman di medan peperangan menjadi pengalaman yang menarik, termasuk didalamnya hambatan yang menyebabkan kegagalan dalam peperangan. Salah satu hambatan mendasar adalah "restu" ikekwaa lango umah yang sering terlambat memberikan dukungan. Hambatan inilah yang menjadi dasar dari sikap perlawanan terselubung dari Boli terhadap orang tua dan saudaranya. Disinilah istilah muncul "go kang kakang wolo", jadi kalau kita jujur adanya koke Dungbata adalah sikap pemberontakan Boli terhadap penyimpangan yang terjadi dalam rumah sendiri. Kondisi inilah yang menyebabkan Boli menyiapkan sendiri segala perlengkapan dari bangunan koke. Baru ketika semua tersedia Boli mengundang semua suku yang lain untuk terlibat, termasuk memanggil Raga yang ketika itu menetap di Riang kung/ Riang woloreng. "Go toking laba waha rona ruba hala go teta bapaang go belo kakang". Raga hadir dirumah Limpati dengan permintaan dan tangisan " Gena gelek Raga wanga". Raga hadir di rumah Limpati karena ada kearifan dan rasa persaudaraan Boli, karena merasa lahir dari rahim ibu yang sama walaupun mereka dipisahkan oleh bapak yang berbeda, karena Raga adalah anak Hule dari keluarga Metinara dari Ile hingang.

Wua tou malu bala, wua knure inang malu knala amang, gurung koong suku matang pulo kaeng gawa koong wo kole lema ka'eng. Bahwa untuk membangun koke sebagai konstruksi sosial membutuhkan kehadiran pihak suku lain, hal ini terlaksana karena ingin menunjukan bahwa dalam setiap aksi peperangan ada keterlibatan berbagai suku yang lain. Maka di koke setiap rie yang ada punya hubungan timbal balik, ada wuku matang masing masing.

Dari hasil apresiasi atas fakta sejarah ini mau menunjukan bahwa konstruksi sosial lewoingu bermulai dari didirikannya koke Dungbata. Tokoh utama dalam proses pendirian itu adalah Boli , maka kalau saya mengatakan Boli peletak dasar konstruksi sosial Lewoingu, mengapa kemudian disebut palsu, atau mungkin anda heran bahwa masih ada yang lebih tahu tentang sejarah lewoingu......

Maka tindakan yang paling arif adalah mari kita sama-sama belajar...... jangan saling menista, apalagi menghina dan mengfitna............

Salam...........................................................Jakarta


















Tidak ada komentar: