Kamis, 30 Juli 2009

PRAHARA APA ITU

Ini adalah salah satu judul dari tulisan Rafael Raga Maran dalam blok Ata maran, dalam bentuk pertanyaan. Judul dalam bentuk pertanyaan ini adalah model pertanyaan retoris, karena penulis sendiri telah menjawabnya. Hanya patut disesalkan karena jawaban yang disampaikan sangat tidak logis, karena tidak dapat diterima dalam logika sejarah. Penulis dengan logika imajinasinya ingin menarik pembaca untuk memahami Gresiktuli yang bujang, Gresiktuli sebagai figur diaspora yang ingin mencari tempat aman untuk menetap. Tetapi disisi lain, logika analisanya ngelantur karena ia tanpa sadar mengakui Gresiktuli yang menjadi fokus analisanya adalah Gresiktuli yang sudah berkeluarga bahkan punya anak dan cucu. Ketika alur analisa kedua ini dipakai maka kita dihadapkan pada sebuah fakta bahwa diantara penghuni lewotanah ketika itu, sudah saling menerima sehingga sangat kecil kemungkinan untuk terjadi konflik. Maka menjadi nyata bahwa prahara terjadi bukan karena faktor penolakan atas kehadiran satu sama lain. Menjadi jelas bagi kita bahwa analisa sdr Rafael Raga Maran menjadi sangat tidak konsisten, karena premis yang satu dengan yang lain tidak saling mendukung, bahkan sebaliknya saling meniadakan.

Kembali kepada judul "Prahara Apa Itu "
Saya tidak dalam posisi untuk mengulang ceritra sejarah itu karena 'lewogole roi ro kae' ( semua masyarakat Lewoingu sudah mengetahui prahara itu).

Tentang gatak "Dungtana pota wato pota ile hone woka" yang disinyalir sebagai gatak dari Gresiktuli, maka tujuan menjadi jelas untuk melengkapi gatak yang lain " mo rae tobo rae tibang tukang, abo maang one nai, koda maang wanang nai". orientasi dari kedua gatak itu adalah untuk mendirikan rumah Limpati. Gatak Dungtana pota wato pota ile hone woka tidak berhubungan dengan pendirian koke baru, karena segala fungsi dan peran sudah terbagi secara adil di koke Dungtana. Kearifan seorang Gresiktuli tidak mungkin mau memecah-bela anak dari darah dagingnya sendiri hanya karena sebuah ambisi. Sehingga menjadi nyata logika analisa Rafael Raga Maran tercecer, bias yang tak terarah.

Agar kita fokus pada diskusi "prahara apa itu" saya perlu mempertanyakan beberapa fakta sejarah kepada anda untuk direnungkan:
Apa makna dibalik sejarah yang dituturkan nenek moyang dengan begitu halus "Nuhung teme' tewong, alo' boleng boto; Ile hingang gere lereka kae, tawa keseka kae'; Ile hingang leting boleng pepak ado girek; Kriko rio-rio krako rao-rao"

Salam........................................................................................................................................................











Tidak ada komentar: